SIM Murah Keselamatan Mahal, Ayo Budayakan Tertib Lalin

INHIL, seputarriau.co - Murah dan mahal adalah nomenklatur pada bisnis. Tatkala sim dilabel murah atau mahal maka image yang terbangun adalah harganya, sedangkan untuk safety nya seolah diabaikan atau dinomor sekiankan. Semestinya SIM yg diutamakan adalah Keselamatan atau Safetynya. Tatkala sim mendapat label seperti bisnis mahal atau murah maka proses perolehan SIM bisa saja menjadi seremonial atau asal ikut saja. 
 
Di sini bahayanya bagi Keselamatan tatkala SIM dilabel murah atau mahal maka para peserta uji SIM akan siap mjd korban (terbunuh atau cacat) dijalan raya atau menjadi pelaku yang mengorbankan banyak orang di jalan raya (pembunuh dan pembuat cacat atau pelaku yang kontra produktif). 
 
Konsep SIM seringkali tidak dipahami sebagai legitimasi kompetensi yang semestinya dipahami.
 
"SIM merupakan previledge / hak istimewa yg diberikan kpd seseorang yg telah lulus uji ( administrasi, kesehatan, teori, simulasi dan praktek); yg bersangkutan dianggap telah memiliki Pengetahuan, Ketrampilan, Kepekaan, Kepedulian akan Keselamatan bagi dirinya maupun orang lain.
 
Implementasi dari konsep SIM ini terdiri dari.
1. Pendidikan keselamatan ( sekolah mengemudi)
2. Sistem uji sim
3. Sistem penerbitan sim
 
"Ke 3 point di atas merupakan rangkaian yg saling terkait antara satu dengan lainnya sebagai dasar catatan kompetensi para pemegang SIM. Ini juga akan dikaitkan dalam tanggung jawab mereka selaku pemegang / pemilik sim dlm berlalu lintas.
 
Fungsi SIM sebagai bagian dari registrasi dan identifikasi pengemudi adalah sebagai berikut. 
1. Jaminan legitimasi kompetensi
2. Fungsi kontrol / penegakkan hukum yang dikaitkan dgn TAR maupun de merit point system
3. Forensik kepolisian (mendukung proses penyidikan atau penegakkan hukum yg berkaitan dgn pengemudi)
4. Pelayanan Prima Kepolisian, yang mencakup pelayanan, keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi maupun kemanusiaan.
 
Proses transformasi safety ini yang menjadi pokok pada SIM sebagaimana jaminan legitimasi kompetensi. Tatkala SIM menjadi seremonial atau dijadikan semata2 bagian bisnis apalagi politik untuk mendekatkan kpd masyarakat atau simpatik atau pencitraan semata maka Safety akan diabaikan dan semakin buruknya citra budaya berlalu lintas. 
 
Tak jarang kita mengabaikan masalah Safety dengan berbagai dalih, 
1. Kendaraan sama
2. Sudah terbiasa
3. Sim mahal menyusahkan
4. Mengapa harus ujian ini hanya memperumit dan mempersulit
 
Ke 4 point bisa diiyakan namun tatkala Safety dipertanyakan apa yg bisa mereka perbuat. Mampu membangkitkan orang mati ?, Mampu menyembuhkan patah tulang atau kecacatan lainya akibat kecelakaan dg cepat?
Dpt dipastikan tdk ada yg mampu. Kita semua lupa bahwa manusia adalah aset utama bangsa. Korban Kecelakaan begitu besar dan mjd faktor pemiskinan. Betapa besar korban sia2 dijalan raya dari waktu sampai dengan nyawa manusia. Belum lagi social cost yg mahal yaitu citra budaya bangsa. Tatkala ingin melihat suatu bangsa lihat saja lalu lintasnya, Bill clinton mengatakan demikian. 
 
"Sekali lagi SIM janganlah menjadi alat pencitraan atau kepentingan apalagi untuk politik. Ini bermakna menyiapkan pembunuh dan orang-orang yang siap dibunuh di jalan raya. Inilah pentingnya SIM melalui proses baik edukasi, uji sim, penerbitanya, TAR dan de merit point system/ sistem perpanjangan SIM nya. 
 
Keselamatan yang pertama dan utama maka sistem sistem dalam sim adalah untuk.
 
1. mewujudkan keamanan keselamatan ketertiban dan kelancaran lalu lintas
2. Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas
3. Membangun budaya tertib berlalu lintas
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
 
"Karena SIM untuk Keselamatan dalam berlalu lintas dan bukan dilihat dari harganya, namun juga harus di lihat dari inti dari pembuatan SIM tersebut, yang berguna untuk keselamatan dalam berlalu lintas Keselamatan untuk kemanusiaan,"papar Kasat lantas Inhil.
(ADF)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar