TOGA Selain Bisnis Sampingan Juga Berkasiat Untuk Obat Alami

seputarriau.co - Tanaman obat obatan keluarga adalah berbagai jenis tanaman hasil budidaya disekitar rumah anda yang berfungsi sebagai obat obatan. Proses menanam obat keluarga pada hakekatnya bisa dilakukan pada petak tanah, yang berada di belakang rumah maupun di depan rumah, kebun ataupun ladang yang bisa dipergunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga sendiri maupun untuk dijual sebagai bisnis atau usaha sampingan.
Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Sejarah obat obatan keluarga sudah ada sejak dahulu kala dan hampir diseluruh negara memiliki sejarah tentang obat obatan. Salah satu negara yang paling memiliki sejarah dalam hal obat obatan adalah negara Cina. Di negara tersebut pengobatan atau obat obatan sudah berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh tabib Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut tabib Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga untuk Bisnis Sampingan
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.
Daun
1. Daun dewa : Mengobati muntah darah dan payudara bengkak
2. Seledri : Mengobati tekanan darah tinggi
3. Belimbing : Mengobati tekanan darah tinggi
4. Kelor : Mengobati panas dalam dan demam
5. Daun bayam duri : Mengobati kurang darah
6. Kangkung : Mengobati insomnia
7. Saga : Mengobati batuk dan sariawan
8. Pacar cina : Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
9.Landep : Mengobati rematik
10. Miana :Mengobati wasir
11. Pepaya : Mengobati demam dan disentri
12. Jintan : Mengobati batuk, mules, dan sariawan
13. Pegagan : Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
14. Blustru : Bersifat diuretik (peluruh air seni)
15. Kemuning : Mengobati penyakit gonorrhoe
16. Murbei : Bersifat diuretik
17. Kumis kucing : Bersifat diuretik
18. Sirih : Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
19. Randu : Sebagai obat mencret dan kumur
20. Salam : Bersifat astringensia
21. Jambu biji : Mengobati mencret
Batang
1. Kayu manis : Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung
2. Dadap ayam : Mengobati asma
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem): Obat perut kembung
4. Brotawali :Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
5. Kemukus : Obat radang selaput lendir saluran kemih
6. Jeruk nipis : Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
7. Delima : Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)
Buah
1. Jeruk nipis : Menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil
2. Cabai merah : Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
3. Belimbing wuluh : Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
4. Mengkudu : Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi & sembelit
5. Kemukus : Obat radang selaput lendir saluran kemih
6. Kapulaga dan ketumbar : Obat antikembung
Biji
1. Kecubung : Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
2. Kapur barus : Mengobati gangguan pencernaan
3. Pinang : Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
4. Kedawung : Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
5. Pala : Mengatasi perut kembung,stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, obat pembius, menyebabkan rasa kantuk & pernapasan
6. Jamblang : Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)
Akar
1. Pepaya : Obat cacing
2. Aren : Obat diuretik
3. Pule pandak : Obat antihipertensiva dan gangguan neuropsikhlatrik, seperti tekanan darah tinggi
Umbi atau rimpang
1. Bangle : Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan Langsingkan tubuh
2. Jahe : Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
3. Kencur : Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
4. Kunyit : Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
5. Lempuyung : Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
6. Lengkuas : Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
7. Temu giring : Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
8. Temulawak : Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu
9. Temu hitam : obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah
10. Alang-alang : Obat untuk memperlancar air seni (diuretikikum)
Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:
Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.
Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.
Perawatan tanaman obat
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.
Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.
Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.
Jika anda jeli memanfaatkan peluang berbagai jenis tanaman tersebut diatas bisa anda jadikan hobi dan bisnis keluarga, dan bila ditekuni tentu akan memberikan income yang tidak sedikit jumlahnya
Tips Memulai usaha tanaman obat disekitar rumah anda :
- Memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah anda dengan menanam tanaman obat di polybag atau pot bunga
- Konsistensi dalam melakukan perawatan mulai dari menyiram. membersihkan daun dari hama, dan memupuk ada kegiatan rutin yang harus dilakukan
- Temukan pola tanam yang pas agar tumbuhan bisa berkembang dengan normal
- Hindari menggunakan obat obatan berbahan kimia, agar tanaman obat anda steril dari racun pestisida
- Jika dirasa sudah mulai memahami karakter tanaman yang anda tanam, silahkan mulai memiliki rencana pengembangan usaha
- Siapkan lahan dan modal untuk penanaman yang lebih luas
Sumber : tabloid peluangusaha
(MN)
Tulis Komentar