Jembatan Timbang Balairaja Sumbang Kerusakan Jalan, Hanya Kerja Waktu Tertentu
PINGGIR, seputarriau.co – Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Kelurahan Balairaja, Kecamatan Pinggir milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjenhubdar) tampak beroperasi setengah hati.
Pasalnya, jajaran petugas di kantor penimbangan truk bermuatan itu hanya beroperasi pada pagi dan sore hari. Sementara selama siang menjelma, aktifitas penimbangan tak terlihat.
Memanfaatkan jadwal kerja yang tidak penuh waktu, para pengemudi truk yang diduga membawa muatan berlebih memilih menepi menunggu aktifitas pagi di kantor tersebut berakhir.
Pemandangan itu tampak sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (13/4/2020). Beberapa truk bermuatan tampak diarahkan memasuki jembatan timbang guna mengukur bobot kendaraan yang melintas. Namun pada siang hari, aktifitas diatas jembatan timbang tampak terhenti hingga kemudian kembali beroperasi pada sore hari.
Aktifitas penimbangan yang berlaku hanya pada pagi dan sore hari itu dituding warga sekitar menjadi penyumbang terbesar atas kerusakan jalan lintas Sumatera yang membentang di depan UPPKB Balairaja dan melintasi wilayah lainnya, termasuk jalan Hangtuah, Duri.
Tak hanya sekedar ungkapan biasa, keluhan warga terkait kerusakan jalan memang benar-benar terpantau di beberapa titik. Sekitar ruas jalan di Kecamatan Pinggir tampak berlubang, beberapa titik jalan juga tampak bergelombang.
Ruas jalan Hangtuah, di persimpangan jalan Mawar juga tampak bergelombang panjang. Perawakan gelombang tampak membentuk alur roda kendaraan berat yang memanjang lebih dari 50 meter di sepanjang ruas jalan itu.
Keadaan ini turut memperdalam tudingan warga yang menyebut bahwa jembatan timbang beserta seluruh petugas yang ada tidak bekerja maksimal dalam menertibkan kendaraan over kapasitas.
Selain itu, ketidakmaksimalan operasional jembatan timbang itu juga dituding menyumbang kerusakan parah di beberapa ruas jalan.
“Kalau aktifitas penimbangan efektif, kerusakan jalan pasti berkurang. Bagaimana mungkin jalan bisa tahan lama, sementara kendaraan yang lewat itu berat-berat. Apalagi ada yang over kapasitas, tentu semakin membuat jalan jadi rusak,” ungkap Beni.
Belum diketahui alasan para petugas hanya melaksanakan aktifitasnya pada pagi dan sore hari. Namun hingga saat ini, ketidakmaksimalan kinerja itu kerap terpantau, Beni dan warga lainnya berharap, pemerintah segera mengubah kebijakan yang berlaku dalam skema tugas di jembatan timbang Balai Raja.
“Semoga diperbaiki sistem kerjanya, jadi kendaraan yang melebihi ketentuan (muatannya) bisa ditindak tegas. Kalau kendaraan yang lewat tidak over kapasitas, kerusakan jalan mungkin bisa dihindarkan. Kami harap pemerintah bertindak,” pungkas Raihan.
Dan yang lebih menjadi pertanyaan di situasi Covid-19 ini sepertinya para pelaksana
Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Balairaja ini tidak mengindahkan himbauan yang berlaku.Mereka hanya menerapkan berat kapasitas mobil besar yang melintas.
"Seharusnya mereka juga berlakukan himbauan pemerintah untuk tidak adakan pengecekan terlebih dahulu dampak dari Covid-19 ini,terang Beni.
Dew
Tulis Komentar