Industri Manufaktur di Riau Tengah Menggeliat, Impor Bahan Baku & Penolong Capai 2,1 Triliun

Ilustrasi
PEKANBARU, seputarriau.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau menyebut ketergantungan Riau akan bahan baku impor sangat tinggi. Data mereka menyebutkan, selama Januari-Februari 2018, impor bahan baku mencapai 57,69 persen dari total impor.Kepala BPS Riau, Aden Gultom menguraikan dari sisi nilai, impor bahan baku ini mencapai 152,55 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp2.100.764.829.760 atau Rp2,1 triliun.
"Ini menunjukkan industri manufaktur di Riau tengah menggeliat seiring tingginya impor bahan baku dan penolong sepanjang awal tahun ini," kata Aden di Pekanbaru, Minggu (8/4/2018).
Selama periode Januari-Februari 2018 ini juga, lanjut Aden, impor barang baku dan penolong naik 21,93 persen yang diikuti dengan kenaikan impor barang modal sebesar 155,82 persen. Sedangkan, barang konsumsi justru turun sebesar 3,22 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
Ia menguraikan, perkembangan dan peran impor non migas Riau menurut golongan penggunaan selama periode Januari-Februari 2018 tercatat impor bahan baku mencapai Rp2,1 triliun. Diikuti impor barang modal sebesar 96,06 juta dolar AS setara dengan Rp1.322.841.491.621 atau Rp1,32 triliun dan Impor barang konsumsi sebesar 15,81 juta dolar AS setara dengan Rp217.719.383.536 atau Rp217 miliar.
"Memang impor bahan baku dan penolong yang memberikan kontribusi terbesar yaitu 57,69 persen. Setelahnya baru diikuti barang modal sebesar 36,33 persen dan barang konsumsi 5,98 persen," tandasnya.
(MN/ MCR)
Tulis Komentar