Memasuki Bulan Kedua MEA, Tenaga Kerja ASEAN Mulai Serbu Indonesia
Ilustrasi Tenaga Kerja Asing (copyright.Int)
BANDUNG, seputarriau.co - Serbuan tenaga ahli dan pekerja dari sejumlah negara ASEAN kian terasa dan akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan, kata Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Agung Suryamal Sutrisno di Bandung.
"Baru beberapa hari MEA diberlakukan, suhunya sudah mulai terasa. Salah satunya tenaga ahli dan pekerja dari sejumlah negara ASEAN segera masuk, dan tidak bisa ditolak," kata Agung Suryamal Sutrisno dikutip Rimanews.com pada Musda Gapensi Jabar di Bandung, Selasa (09/02/2016).
Menurut dia, Jawa Barat merupakan salah satu daerah tujuan dari para tenaga kerja asing itu. Hal itu dikarenankan Jabar merupakan salah satu pusat industri, perdagangan dan juga jasa.
Selain itu, Jabar juga merupakan daerah penyangga Ibu Kota Jakarta yang dipastikan menjadi daerah terdekat tujuan tenaga kerja, serta memiliki akses penerbangan langsung ke kota-kota strategis di ASEAN.
"Contohnya, kami sudah mendengar ada rencana 100 orang supir asal Philipina yang masuk ke Indonesia, tentunya mungkin ke Jabar juga," katanya.
Kehadiran mereka bukan tanpa bekal, karena sebelumnya dilakukan pelatihan dan peningkatan keterampilan termasuk dalam pengusaan Bahasa Indonesia.
"Mereka tidak perlu tahu jalan, sebab bisa mengandalkan GPS, tidak akan kesasar. Kita harus terima karena sudah kesepakatan MEA," katanya.
Pada kesempatan itu, Agung menekankan perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia termasuk para pengusaha jasa konstruksi.
"Jangan sampai kita jadi penonton atas pembangunan, harus terlibat dalam pembangunan," katanya.
Ia menyebutkan, sektor jasa konstruksi merupakan sektor yang diprediksi akan terjadi serbuah tenaga kerja dan pengusaha di sektor itu dalam jumlah yang signifikan.
Oleh karena itu, daya saing sumber daya manusia di sektor itu perlu ditingkatkan dan melakukan berbagai upaya agar daya saingnya terus meningkat.
"Pokoknya sektor tenaga kerja itu harus menjadi perhatian agar Indonesia tidak menjadi obyek, tapi justeru dengan penduduk yang besar seharusnya kita menjadi pemasok tenaga kerja bersertifikasi terbesar ke luar negeri," kata Agung Suryamal menambahkan.
(ATP)
Tulis Komentar