Adanya Peluang Ekspor Patin Kampar Keluar Negeri, Gubri Optimis pada sektor Perikanan
KAMPAR, seputarriau.co - Sebelum mempromosikan ikan patin yang terkenal di Kabupaten Kampar, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, melihat langsung bagaimana kondisi masyarakat yang melakukan budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Sabtu (28/9/2019).
Syamsuar memanfaatkan waktu sengangnya meninjau budidaya ikan patin dan pembuatan pakan ikan mandiri di Kabupaten Kampar, didampingi Bupati Kampar Catur Sugeng, Sekdakab Kampar, Kepala Dinas PUPR Dadang Eko Purwanto, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Herman Machmud, Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Holikutura Ferry HC, dan Kepala Biro Humas, Protokol dan Kerjasama Firdaus.
Setelah ia meninjau langsung ke kolam budidaya ikan patin, selain ilmu, Syamsuar juga melihat adanya peluang ikan patin di Kabupaten Kampar menjadi komoditas ekspor. Sebab, ikan patin yang ada di Provinsi Riau memiliki kualitas yang bagus sampai ikan patin yang perlu adanya peningkatan kualitas.
"Saya sudah berbicara di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, bagaimana ikan patin di Riau menjadi komoditas ekspor dimasa yang akan datang. Kalau komoditas ekspor harganya lebih bagus dan masyarakat lebih sejahtera," kata Syamsuar kepada Wartawan, usai meninjau sejumlah kolam patin yang dipanen dan akan dikirim ke Sumatera Utara sebanyak 15 ton.
Untuk memenuhi standar dan kualitas ekspor, dikatakan Syamsuar, tugas pemerintah daerah dan pusat saling bersinergi untuk menjadikan ikan patin di Riau menjadi komoditas ekspor. Apalagi, dengan adanya RoRo Dumai - Malaka, bisa menjadi pintu gerbang ekspor dari Riau (Indonesia) ke Malaysia.
"Petani bubidaya ikan patin di Riau, juga harus membagi kolamnya, mana yang diperuntukkan untuk ekspor dan konsumsi lokal. Sehingga, kita bisa tahu jumlahnya yang akan dipanen setiap harinya sesuai dengan kolam yang sudah ditentukan kedepannya," ungkap Syamsuar.
Ia juga berharap, petani ikan di Riau serius dan menekuni usahanya. Bukan, karena hanya ingin mencari keuntungan semata. Tapi, bagaimana dengan adanya kolam ikan ini, memiliki dampak positif bagi masyarakat lainnya.
"Apalagi, ikan patin salai (ikan yang diasap, red), juga bisa menjadi buah tangan bagi pelancong yang datang ke Riau dari seluruh nusantara dan luar negeri.
Hal ini akan menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kedepannya ikan patin di Riau menjadi primadona dunia dan nusantara," jelasnya.
hal lain disampaikan oleh Ketua BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kampung Patin Desa Koto Masjid, Mustakim SPd mengatakan kepada Wartawan, dengan kedatangan Gubernur Riau Syamsuar ke Desa Koto Masjid ini dapat membuka peluang ekspor dan meningkatkan pemasaran ikan patin yang ada di Kabupaten Kampar.
"Saat memberikan semangat kepada kami, beliau (Syamsuar, red) mengatakan ada peluang ekspor ikan patin dari Provinsi Riau," kata Mustakim, disela-sela kunjungan kerja Gubernur Riau Syamsuar saat meninjau budidaya ikan patin dan pembuatan pakan ikan mandiri di Desa Koto Masjid.
Dengan kehadiran Syamsuar di Kabupaten Kampar hari ini, sambung Mustakim, menjadi motivasi bagi masyarakat untuk lebih serius menekuni budidaya ikan patin. Namun, kendala ekspor yang dihadapi saat ini, berupa tekstur daging ikan patin.
"Karena masyarakat international, menginginkan tekstur daging ikan patin yang berwarna putih. Sekarang ini, warna dagingnya oranye, jadi punya julukan manggo fish.
Ditambah, ada peluang besar pemasaran ikan patin fillet dari Riau, karena permintaan besar dari negara Cina," ungkapnya.
Untuk kolam budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, dikatakannya, ada sekitar 1.000 kolam yang tergabung dalam lima kelompok budidaya ikan di Desa Koto Masjid, dengan luas 150 hektar. Selain ikan segar, produk dari ikan patin berupa ikan patin asap yang sudah memiliki pasar di Pulau Sumatera.
"Untuk ikan patin segar, kita mengisi pasar di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi dan Palembang," ujarnya.
Syamsuar meninjau pembuatan pakan ikan mandiri dan sejumlah kolam ikan patin didampingi Bupati Kampar Catur Sugeng, Sekdakab Kampar, Kepala Dinas PUPR Dadang Eko Purwanto, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Herman Machmud, Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Holikutura Ferry HC, Kepala Biro Humas, Protokol dan Kerjasama Firdaus, serta sejumlah instansi terkait.
(ADV)
Tulis Komentar