Mahasiswa Kukerta UNRI Sosialisasikan Budidaya Jahe dalam Karung dan Pengolahan Pasca Panen

INHU, seputarriau.co  - Tim pengabdian dosen Universitas Riau (Tim Kukerta Tematik UNRI) Desa Pasir Ringggit), melakukan pelatihan penanaman jahe dalam karung bersama perangkat Desa Pasir Ringgit,  Senin (19/8) pukul 16.00 WIB.


Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa, Bapak Ketuda Dusun 2, Bapak Ketua RW 3, Bapak Ketua RT 4, 8, 9, 10, Anggota GAPOKTAN serta Anggota BUMDES. Pada awal penanaman, bapak Thalib yang merupakan perangkat desa berpesan.

Harapannya dengan adanya pelatihan ini setiap peserta dapat memahaminya dengan baik, sehingga dapat diterapkan di lembaga masyarakat masing-masing, maupun di rumah pribadi. Selain itu pelatihan ini tak lain hasil jahe yang ditanam akan dirawat oleh seluruh perangkat desa yang ada.

Kemudian ketua tim KUKERTA, Ihsan juga menyampaikan Kegiatan ini khusus diberikan ke masyarakat Desa Pasir Ringgit karena melihat potensi pekarangan rumah masyarakat yang masih memiliki lahan yang memadai untuk diletakkan jahe dalam karung. Kemudian hasil penanaman ini akan kami serahkan ke desa, harapannya bapak ibu perangkat desa, GAPOKTAN, BUMDES, PKK, maupun masyarakat dapat menjaga dan merawat jahe tersebut, hasil panennya juga dapat diolah dengan baik, sesuai yang telah diarahkan saat sosialisasi kemarin sehingga dapat menaikkan harga jual jahe yang telah ditanam.


Pelatihan penanaman jahe dalam karung ini merupakan lanjutan dari Sosialisasi yang telah dilaksanakan oleh Tim KUKERTA Desa Pasir Ringgit pada 3 Agustus 2019 lalu. Pada pelatihan ini mahasiswa KUKERTA langsung turun bersama warga untuk menanam benih jahe yang telah disiapkan oleh mahasiswa kukerta. Pelatihan ini diawali dengan pembuatan tanah media. Tanah media dibuat dari tanah yang dicampur dengan pupuk kompos dan cocopeat, takarannya 1:1:1.

Selanjutnya tanah media dimasukkan kedalam karung kira-kira satu jari. Benih jahe dipisahkan dari polibagnya lalu dimasukkan kedalam karung sebanyak 5 batang dengan susunan 1 batang dikelilingi oleh 4 batang lainnya. Benih yang telah dimasukkan ditimbun kembali dengan tanah media hingga tertutupi rimpangnya. Jahe yang telah ditanam kemudian disusun ke tempat budidaya yang sebelumnya telah disiapkan.
Tempat budidaya yang dianjurkan adalah tempat yang 100% terkena cahaya matahari.

Selanjutnya pemeliharaan tanaman jahe juga disampaikan oleh tim pengabdian dosen UNRI, dimana jahe yang telah ditanam wajib disiram setiap pagi dan sore. Kemudian setiap 2 minggu tanaman jahe dipupuk dengan pupuk NPK. Jika rimpang dan tunas baru mulai muncul kepermukaan tanah, timbun rimpang kembali dengan tanah media hingga masa panen dating. Waktu panen jahe ini biasanya berkisar antara 9-12 bulan sejak benih dipindahkan ke dalam karung.

Berdasarkan sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya, tim pengabdian dosen UNRI berharap hasil panen dapat diolah menjadi produk instan seperti bubuk jahe dan sirup Jahe. Pelatihan ini menghasilkan 41 karung jahe yang disusun secara vertikal di dalam tempat budidaya yang telah disediakan. Jahe ini kemudian diserahkan secara resmi ke perangkat desa untuk dirawat hingga masa panen dan jika berkenan tim pengabdian dosen UNRI juga berharap untuk dilakukan budidaya lanjutan.

(MN)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar