6 Tahun Terbaring, Mimpi Bisa Berjalan Saja Sudah Senang Hati Efendi
BENGKALIS (KR) - Bagi kita yang sehat dan tanpa kendala baik untuk berjalan-jalan maupun berlari tidaklah menjadi keinginan atau cita-cita tentunya, tapi bagi seorang Efendi (31 tahun) yang lumpuh telah terbaring di tempat tidur selama 6 tahun, 6 kali puasa 6 kali lebaran sangat merupakan anugerah yang sangat besar.
Bahkan, bagi Efendi warga RT 03 RW 02 Gang Flamboyan Desa Kuala Alam, Bengkalis Riau ini, kala dirinya bermimpi bisa berjalan atau berlari saja sudah membuat hatinya senang luar biasa.
Anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Husen yang meninggal dunia pada 2003 karena sakit ginjal dan Darmawati ini adalah korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang terjadi di depan SMAN 2 Bengkalis, Selasa 23 April 2013 silam.
Kronologis Selasa naas itu, masih membekas di hati Effendi maupun ibundanya. Seorang lelaki paruh baya yang mengendarai sepeda motor membawa keranjang dengan tiba-tiba muncul dari sebuah gang di depan sekolah tadi. Tabrakan pun tak bisa dielakkan sehingga mengaku kepala Efendi mendapatkan 10 jahitan serta kakinya susah digerakkan.
"Untuk anak-anak mude kalau naik honda behati-hati, bio selow asal selamat ini contoh bagi adik-adik," ungkap Effendi kepada KR Selasa 28 Mei 2019 dalam dialek Melayu Pesisirnya seraya mengingatkan agar anak muda Bengkalis tidak melakukan balapan liar baik di lapangan Tugu maupun tempat lainnya.
"Nyawekan tidak ade jual, hindarilah kegiatan macam itu, kalau dapat caghilah kegiatan yang banyak manfaat. Kemudian untuk masyarakat Bengkalis, kalau keluo daghi simpang itu hati-hati, tengok kighi kanan dulu, beghenti sesaat. Dan kalau ambulans lewat, beghikan jalan supaye mereka mudah menuju tempat tujuan," kata Efendi lagi dengan kalimat pesanan dan sarannya.
Untuk aktivitas Efendi sehari-hari, kalau mandi tubuhnya diangkat oleh emak atau abangnya, tapi kalau buang air di tempat tidur saja. "Buang aEi tak lanco, kalau kencing pakai selang, kalau BAB harus dipancing pakai obat pil, kalau tidak dipancing tak keluo. Kalau seminggu atau sebulan tak dipancing make tak keluo (tak bisa buang air besar,red, kalau makan pil baghu bisa keluar. Makan pil pancing ini kami lakukan sudah adelah dalam setahun lebih," beber Efendi.
Selain keluhan itu namun Efendi tak mengeluh, terlihat pula kedua jari-jari tangan Effendi meski bisa digerakkan namun tidak normal, terkesan kaku seakan habis dibius. Sementara kakinya pula walau terasa jika dicubit tidak bisa digerakkan sama sekali meskipun hanya dengan sedikit gerakan. "Dicubit teghase sakit ndak menggerakkan tu tak bisa, beghat," ungkap Efendi lagi.
Usaha dan upaya kalau tahun pertama dan beberapa tahun berikutnya terus dilakukan keluarga Efendi. Pernah juga dibawa ke Mahkota Hospital, Melaka Malaysia pada September 2013. Untuk sembuh, Efendi membutuhkan biaya RM40.000 atau setara Rp120 juta kala itu kata seorang dokter bagian saraf. Kalau RM25.000 bisa berjalan tapi menggunakan tongkat.
"Perasaan sedih itu memang ade tapi karena ini kehendak Allah, saye ikhlas dan sabo aje menjalaninye. Ape lagi ghayo, tahun baru tentu ingin berjalan. Pendi ikhlas tak bisa jalan dan tetap bersyukur," tutur Efendi yang meskipun dalam kondisi memprihatinkan selama 6 tahun puasa Efendi tak pernah tinggal karena telah terbiasa berpuasa sejak kecil.
Hari-harinya dilalui dengan sabar dan ikhlas. Tangannya yang lemah tadi sesekali memainkan handphone memilih lagu kesukaannya. Terdengar seketika lagu Raya negara Malaysia, suasana hening seketika.
Di sudut pintu dapur, emak Efendi sesekali menyeletuk menjawab pertanyaan jurnalis media ini. 2 tahun kebelakangan, emak Efend tak lagi bekerja menureh getah, hanya jual kerupuk sagu yang berjumlah sekitar 150 bungkus yang dititipkan di 3 kedai dekat rumahnya. "Lambat abis, kadang lebih seminggu baghu abis," beber Darmawati.
Di akhir wawancara Effendi berpesan, "Untuk adik-adik sayangilah nyawe anda, naik honda dengan tertib, taat di lalu lintas, jangan ngebut-ngebut, taati peraturan yang ade. Sayangilah nyawe sebab kalau sudah kejadian macam ini (dirinya yang lumpuh, red) tak ade gune dan penyesalannye lagi. Kalau Allah berkehendak kite tak dapat mengelakkannye tapi ambillah hikmah semua ini atas ape yang abang alami," pesan Efendi dengan nada penuh kasih sayang.
Keterangan foto
Rifki (ujung kiri) asal Ujung Tanjung Rokan Hilir yang kebetulan akan berlebaran di Bengkalis menyempatkan diri bersama Raihan sepupunya menjenguk Efendi yang ditemani emaknya, adik dan kemenakannya, Selasa (28/5/2019).
Tulis Komentar