Artikel

Menyusupkan patriotisme bagi generasi milenial

Sinta Lelawati

Oleh:  Sinta Lelawati

Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. yang dimaksudkan agar terjadikegiatan secara optimal.

Dengan kata lain bahwa Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialarmi atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagai interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.

Pengajaran erat kaitannya dengan dunia  pendidikan, sistem pendidikan pada kurikulum 2013 mengarahkan pada pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkam nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai beriikut:

1.untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berfikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.

2.untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.

3.untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.

Menurut Thomas Lickona setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu: 

1.ini merupakan cara paling baik untk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya.

2.pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.

3.sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain.

4.dapat membentuk indidvidu yang meghargai dan menghormati orang lain dan dapat hidup di dalam masyrakat yang majemuk.

5.sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan , etos kerja rendah dan lain-lain.merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke dunia kerja/usaha.sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban. 

Pendidikan bukan hanya sebuah proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge),melainkan pendidikan juga berfungsi sebagai proses alih nilai (transfer of value). 

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Begitupula pendidikan sejarah memiliki aspek strategis sebagai salah satu media pendidikan dalam membangun karakter bangsa.pendidikan,yang sangat besar peranannya dalam membentuk karakter bangsa.Salah satu bagian penting pendidikan untuk menanamkan konsep keberagaman adalah pendidikansejarah.

Pendidikan sejarah sangat besar pengaruhnya dalam  membentuk kesadaran dan karakter bangsa. Dengan pendidikan sejarah, kita akan menanamkan dan mengembangkan  kesadaran  multicultural yang bersifat normative. 

 Pendidikan  sejarah merupakan proses enkulturasi dalam rangka  national building, dan proses pelembagaan  nilai-nilai positif, seperti nilai-nilai warisan leluhur,  nilai-nilai heroisme dan nasionalisme, nilai-nilai masyarakat industry,maupun nilai-nilai ideology  bangsa (kartodirdjo,1999:33).

Pendidikan bukan hanya sebuah proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan pendidikan juga berfungsi sebagai proses alih nilai (transfer of value). 

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Begitu pula pendidikan sejarah memiliki aspek strategis sebagai salah satu media pendidikan dalam membangun karakter bangsa. Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang yang akan menjadi petunjuk masa yang akan datang. Mata pelajaran sejarah  bagi siswa SMA/MA sederajat adalah mata pelajaran yang membahas perjalanan awal terbentuknya kehidupan (manusia) sampai keadaan bangsa Indonesia yang sekarang.

Ketika pelajaran sejarah diajarkan dengan cara menarik dan kreatif serta memanfaatkan perkembangan tehnologi sebagai media pembelajaran dalam mencari  bukti sejarah lebih kritis dan mandiri. Pembelajaran yang kritis kepada siswa dan siswi secara tidak sadar semangat patriotisme muncul pada generasi millenial Indonesia.

 Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. 

Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun.

Ketika kita berbicara dan mencoba membedah potret generasi millennial di Indonesia secara utuh satu di antaranya yang di kaji lebih mendalam adalah isu pendidikan dan pekerjaan, karena dua hal inilah yang paling berpengaruh dan menentukan masa depan mereka. Tingkat kesuksekan mereka dimasa dewasa dan masa tua ditentukan oleh pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima di masa muda.

Mengapa ilmu sejarah di anggap mampu menjadi jembatan bagi kalangan milenial karena dengan peristiwa sejarah seseorang akan mendapatkan pelajaran baik-buruk, benar-salah, berhak-tidak berhak, merdeka-terjajah.   Sejarah sebagai pendidikan penalaran, maksudnya dengan sejarah orang akan berfikir kritis, berfikir sebab akibat dengan mengingat multifaktor dan beragam peristiwa.

Sinta Lelawati merupakan guru MAN Dumai, ia aktif dalam menulis artikel.


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar