Oleh : Agustini, S.Pd.

AC SEDERHANA PENCEGAH DBD

Belakanngan ini penggunaan mesin pendingin udara Air Conditioner (AC) semakin digemari. Mesin pendingin menjadi kebutuhan utama untuk tempat- tempat umum seperti gedung perkuliahan, gedung perkantoran, restoran, supermarket dan tentu saja tempat tinggal yang secara umum ditempati oleh banyak orang dimana kenyamanan udara menjadi sangat penting.

AC adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengatur suhu ruangan. Secara garis besar prinsip kerja AC adalah penyerapan panas oleh evaporator, pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan panas oleh kondensor serta proses ekspansi. Proses- proses ini berkaitan erat dengan temperatur didih dan temperatur kondensasi refrigerant. Refrigerant adalah zat yang mudah berubah bentuk (menjadi uap atau cair) sehingga cocok jika digunakan sebagai media pemindah panas dalam mesin pendingin. Salah satu refrigen yang sering digunakan pada AC adalah zat freon. Temperatur didih dan temperatur kondensasi berkaitan dengan tekanan. Titik didih dan titik embun dapat digeser naik atau main dengan mengatur besarnya tekanan yang diberikan. Hal ini berpengaruh besar terhadap proses perpindahan panas yang terjadi pada AC.

Namun penggunaan AC mengeluarkan biaya operasional listrik yang relatif besar. Tentunya pembiayaan tersebut memberatkan jika AC digunakan untuk keperluan rumah tangga. Selain itu, penggunaan AC ternyata memiliki dampak yang tidak baik bagi lingkungan. Dengan penggunaan AC secara berlebihan dan dalam kapasitas yang relatif banyak akan menyebabkan ketidakseimbangan kondisi alam. Penggunaan freon pada AC akan menyebabkan kerusakan lapisan ozon, menimbulkan efek rumah kaca, pemanasan global dan pemborosan energi. 

AC (pendingin ruangan), bisa dibuat dengan cara yang sangat sederhana. Ramah lingkungan, hemat energi dan sangat efesien. Dengan memanfaatkan kipas angin biasa yang sangat murah harganya, seseorang bisa menyulapnya menjadi seperti AC layaknya. Adapun konsep pendinginan udaranya ialah dengan menghembuskan udara ataupun bahan pendingin tersebut ke udara bebas sehingga akan tercipta hembusan yang memiliki suhu rendah seperti AC (Air Conditioner). AC sederhana ini menggunakan ekstrak daun serai yang murah, hemat, dan ramah lingkungan, dapat mengatasi dari kondisi ruangan yang panas dan sumuk seperti yang kita alami sekarang ini, selanjutnya kita dapat terhindar dari serangan nyamuk Aedes aegypti.

Cara kerja AC ini sangat sederhana yaitu dengan membuat tabung penampung es batu menggunakan ember atau kaleng cat yang memiliki tutup diatasnya, dimana kaleng tersebut dilubangi bagian atas dan sampingnya. Bagian atasnya dilubangi dengan ukuran yang sama dengan diameter jaring kipas angin untuk meniupkan udara kedalamnya. Sementara lubang yang berada disamping terdapat 3 buah yang diselipkan pipa sesuai ukuran sebagai tempat mengalirkan udara dingin keluar. Setelah kaleng selesai  dirakit maka masukkan beberapa bongkah es batu dan garam ke dalamnya. Udara dingin dihembuskan keluar oleh kipas yang dihadapkan kedalam kaleng cat. Satu- satunya lubang yang merupakan lubang output akan mengalirkan udara dingin yang dihembuskan oleh kipas keluar dari kaleng cat tersebut sehingga mampu menjadi pendingin udara.

Akhir- akhir ini ketika kita kerumah sakit, maka banyak sekali dijumpai pasien yang menderita DBD (Demam Berdarah Dangue). Salah satu penyebab DBD adalah karena virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk termasuk kelas Insecta ordo Diptera dan family Culcidae. Serangga ini selain mengganggu manusia dan binatang melalui gigitannya, juga dapat berperan sebagai vector penyakit pada manusia dan binatang (Gandahusada et al., 2000). Melindungi pribadi dari resiko penularan virus DBD, dapat dilakukan secara individu yaitu dengan menggunakan repellent,  dan mengenakan pakaian yang mengurangi gigitan nyamuk.  Selain itu jalan lain yang dapat ditempuh untuk mencegah penyakit demam berdarah adalah dengan mengeliminasi atau menurunkan populasi nyamuk  vector  seperti Aedes sp (Soegiajanto, 2006). Di Indonesia  banyak orang yang menggunakan obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk di malam dan siang hari (Sembel, 2009). Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk. Nyamuk yang berkeliaran di rumah bisa menjadi penyebab berkurangnya rasa nyaman dan aman didalam rumah yang kita tinggali, saat- saat bersama keluarga bisa terganggu akibat nyamuk- nyamuk beterbangan yang sesekali hinggap dan menggigit badan, hal ini juga sangat berbahaya bagi kesehatan. Berbagai macam obat nyamuk dijual dipasaran yang siap digunakan, namun rata- rata mengandung bahan kimia yang tidak semua orang tahan terhadap efek sampingnya, salah satu cara alami mengusir nyamuk di rumah tempat tinggal kita adalah dengan menggunakan AC sederhana dengan ekstrak daun serai.

Serai adalah tumbuhan anggota suku rumput- rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Serai juga dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk, baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya. Kandungan serai antara lain adalah sitronella, yang tidak disukai oleh nyamuk. Maka dari itu, serai dapat dibuat menjadi obat nyamuk.

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak- anak disertai dengan pendarahan dan dapat menimbulkan syok yang dapat mengakibatkan kematian penderita. DBD ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti yang dapat menyebabkan gangguan pada manusia karena kebiasaannya menggigit dan menghisap darah. Nyamuk Aedes aegypti berperan sebagai pembawa penyakit yang dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat. Nyamuk dewasa memiliki ciri- ciri berwarna hitam, berukuran sedang dan terdapat bintik- bintik hitam putih di kaki atau badan nyamuk. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam tinggi yang muncul tiba- tiba yang biasanya berlangsung selama 2- 7 hari. Penderita juga sering merasa mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, nyeri persendian, nyeri tulang, dan perut terasa kembung. Tanda khas yang muncul saat penyakit mulai parah adalah terjadi pendarahan. Kasus DBD setiap tahun di Indonesia terus meningkat dan bahkan dikhawatirkan makin merajalela dengan pemanasan global. 

Serai merupakan tanaman bermarga Andropogon, dengan nama spesies Andropogon nardus L. Serai merupakan tanaman rumput- rumputan tegak, menahun dan mempunyai perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batangnya membentuk rumpun, pendek, massif dan bulat. Penampang lintang batang berwarna merah. Daun serai merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik. Susunan bunganya malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna sama umumnya putih. 

Kandungan dari serai yang utama adalah minyak atsiri dengan komponen sitronelal 32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol (Wardani 2009). Hasil penyulingan dari Andropogon nardus L dapat diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum citronellae, terutama terdiri atas geraniol dan sitronelal yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk (Wardani, 2009). Abu dari daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan- bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk.

Pemakaian serai biasanya dalam bentuk ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair, dibuat dengan mengambil sari dari tanaman tersebut, di luar pengaruh cahaya (Imansyah, 2003). Serai yang diekstrak dapat dijadikan sebagai insektisida karena kandungan senyawa dalam serai berpengaruh lethal terhadap kondisi tubuh serangga yaitu dapat mengakibatkan kematian terhadap hewan tersebut. 

Menurut Connell dan Miller (1992) dalam Amalia (2008) pengaruh lethal dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang terjadi pada saat zat-zat fisika atau kimia mengganggu proses sel atau sub sel dalam mahluk hidup sampai suatu batas bahwa kematian mengikuti secara langsung. Hal ini dapat berupa rasa tercekik atau tidak dapat bernafas, gangguan pergerakan dalam mendapatkan makanan . Kematian serangga setelah pemberian ekstrak serai karena aktifitas minyak atsiri dalam serai bekerja terhadap sistem pernafasan. Pengaruh lethal yang ditimbulkan oleh ekstrak serai dapat diketahui dengan menghitung LC90-48. LC90-48 (Lethal Consentration 90) merupakan kosentrasi suatu bahan uji yang dapat menimbulkan kematian 90% hewan uji dalam jangka waktu selama 48 jam.

Menurut Asep Chandra Abdilah (2004) dalam Sri (2005), kandungan kimia serai lebih banyak terdapat pada batang dan daun. Kandungan yang paling besar adalah sitronela yaitu sebesar 35-40 %. Serai dengan senyawa berbentuk padat dan berbau khas.

Salah satu senyawa yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronela. Sitronela memiliki sifat racun (desiscant). Menurut cara kerjanya, racun ini seperti racun kontak yang dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan. Pada mulanya insektisida ini masuk dalam tubuh serangga melalui permukaan tubuh, khususnya bagian kulit yang tipis, misal pada bagian daerah yang berhubungan dengan segmen, lekukan- lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada bagian pangkal rambut dan saluran pernafasan. Racun yang telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam tubuh dan di sinilah mulai terjadi peracunan. Mekanisme racun kontak sitronela adalah dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi fosforilasi asam amino serin pada pusat asteratik enzim yang bersangkutan. Gejala keracunannya timbul karena adanya penimbunan asetilkolin yang menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, kejang, kelumpuhan, dan kematian.

AC yang tersedia sekarang ini, mahal harganya, boros listrik, dan merusak lingkungan. Disadari atau tidak pemakaian listrik yang berlebihan dan terus menerus seperti penggunaan AC sedikit banyaknya telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Mungkin dampak negatif tersebut tidak senyata yang ditimbulkan oleh emisi yang dihasilkan oleh kenderaan  bermotor. Ini juga berhubungan dengan penggunaan zat freon yang digunakan pada AC. Jika terus menerus dilakukan bukan tidak mungkin hal tersebut akan mempercepat dampak kerusakan yang terjadi pada lingkungan dan bumi kita. 

Suhu ruangan sekarang ini terasa sangat panas pada siang hari bahkan juga terasa pada malam hari. Hal ini tidak hanya terjadi diperkotaan saja, bahkan kita yang desa juga merasakan hal yang sama. Barangkali salah satu penyebabnya adalah pemanasan global yang semakin hari semakin kritis saja. Salah satu cara yang banyak diambil orang untuk mengurangi panas pada ruangan adalah dengan memasang AC (Air Conditioner) atau daapat juga dengan memasang kipas angin. Orang- orang kaya akan menggunakan AC disetiap sudut ruangan. Hal itu tidak masalah bagi mereka, asalkan mereka bisa merasa nyaman karena duit bukanlah suatu ukuran buat mereka. Sementara warga yang didesa tidak memiliki banyak uang untuk membeli AC, ini menjadi salah satu masalah untuk kami. Jangankan membeli AC, bahkan untuk membeli beras pun susah. Mengingat buah sawit yang sedang trek belakangan ini dan harga getah yang sangat turun drastis. Agar warga desa juga bisa merasakan rumah yang nyaman dan hemat tanpa harus kepanasan ketika tidur malam, maka dengan menggunakan AC sederhana diharapkan hal ini bisa teratasi.

Selain itu,  penggunaan AC ramah lingkungan ini mengandung ekstrak serai yang mampu mengusir nyamuk Aedes  Agypty. Sehingga secara tak langsung akan menghindarkan kita dari DBD (Demam Berdarah Dangue). Dengan AC ini banyak masalah teratasi, antara lain adalah suhu ruangan menjadi nyaman, hemat uang dan listrik, dan terhindar dari serangan DBD (Demam Berdarah Dangue). 

IDENTITAS PENULIS :

NAMA : AGUSTINI, S.Pd

ASAL SEKOLAH : SMA NEGERI 2 BANTAN KAB. BENGKALIS


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar