Pembangunan Ponpes DQD Butuh Dana 650 Juta, UAS Harapkan Partisipasi Pemerintah

ROKAN HULU, seputarriau.co - Butuh dana sedikitnya 650 juta untuk kelanjutan pembangunan Pondok Pesantren Daarul Quran Darussalam (DQD), pasca musibah kebakaran 10 bulan lalu, yang menghanguskan fasilitas belajar, asrama dan ruang majelis guru rata dengan tanah.

Musibah kebakaran Ponpes DQD yang terletak di Desa Bukit Intan Makmur, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mengundang rasa empati para dermawan.  Dimana berkat bantuan dan dukungan dermawan, pusat pendidikan Islam itu bisa dibangun kembali secara bertahap.

Namun, untuk kelanjutan pembangunan yang kini sudah masuk tahap pengecoran lantai dua gedung, Atap serta Finishing dinding serta Keramik Lantai. Pengurus Ponpes DQD masih butuh dana sebesar 650 juta. Sebab itu, Ustad Ahmad Siregar (UAS) selaku pimpinan sangat berharap, partisifasi Pemerintah Kabupaten Rohul juga Pemprov Riau.

"Kita sudah ajukan profosal baik ke Pemerintah Kabupaten dan Provinsi, namun sampai sekarang belum terealisasi," kata UAS kepada wartawan, Sabtu (21/7/2018).

Kendati, bantuan dari dermawan atau donatur cukup deras, namun belum mencukupi untuk menyelesaikan pembangunan gedung pondok pesantren yang telah Hangus di lalap si jago merah. Sehingga tidak membuat UAS berdiam diri. Dirinya mengaku, setiap kegiatan religi baik di dalam daerah maupun luar daerah, ia selalu menjalankan donasi amal pembangunan Ponpes DQD, langkah itu mendapat respon positif salah satunya datang dari Bank Indonesia (BI) Wilayah Riau.

"Suport dana dermawan baik perorangan, intansi maupun organisasi cukup banyak. Tapi tidak lantas membuat kami berdiam diri, dalam setiap kesempatan kita perjuangkan donasi amal pembangunan pondok," sebut UAS Alumni IAIN Medan, Sumatera Utara itu.

Sesuai dengan Visi "Menciptakan Generasi Muda Islam yang Qurani Masjidi dan Berprestasi", kata UAS lagi pihaknya fokus mengajarkan hafalan Alquran pada santri/wan. Targetnya, tamatan Ponpes DQD bisa menjadi Hafizh/Hafidzah yang mengharumkan nama daerah kedepan. Selain Prestasi gemilang yang pernah di raih, bahwa mayoritas para Santri pondok pesantren ini adalah tergolong masyarakat kurang mampu. Para Yatim dan Dhuafa. 

Pria peraih sertifikat Quranic Healing Internasional (QHI) pengurus DPW Riau mengakui, membangun moral dan akhlak generasi muda masa kini bukan urusan yang mudah, tapi jika mendapat dukungan dari pemerintah, pondok pesantren siap mencetak generasi emas Islam masa depan.


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar