Satu Hal Ini Penting Banget Supaya Anak Hobi Baca Buku
JAKARTA, seputarriau.co - Semua orang tua pasti senang kalau anak-anaknya mau dan suka membaca. Untuk mencapai hal ini, pastinya perlu banget kita 'bentuk' anak supaya suka membaca.
Tapi, kata Najeela Shihab, psikolog dan pendidik, suka membaca sebetulnya nggak cukup. Orang memang suka bilang kita harus aktif membaca, jadi bacalah sebanyak mungkin buku namun sebetulnya itu nggak cukup, Bun.
Membaca juga harus aktif jadi kalau cuma sekadar lancar dan bisa baca buku tapi nggak ada proses berpikirnya itu sama saja bohong. Demikian disampaikan wanita yang akrab disapa Ela ini ditemui disela-sela acara 'Pustaka Digital: Banyak Membaca, Banyak Belajar', Membangun Pembelajaran Berkualitas bagi Anak: Membina Budaya Membaca bersama Guru dan Mitra di Seluruh Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
"Seperti kenapa judulnya begini, karakternya ini apa kaitannya sama saya (anak), dan sebagainya. Membaca untuk anak itu bukan tujuan akhir tapi membaca itu alat untuk bisa berpikir kritis, bantu kita punya budi pekerti yang baik dan lainnya," papar ibu 3 anak ini.
Jadi menurut Ela, kalau tujuannya anak dibeliin banyak buku supaya mereka mau dan suka baca pada akhirnya nggak akan mengubah perilaku anak, termasuk pendidikan di Indonesia lho, Bunx
"Jadi kalau ditanya supaya anak suka baca itu gimana, sebenarnya dari kecil sekali kita sebagai orang tua bisa membacakan anak cerita. Itu bisa jadi teladan anak," tutur Ela.
Ela mengatakan kalau mau membuat anak suka membaca tapi anak nggak punya rasa ingin tahu yang lebih besar, itu juga percuma. Karena, rasa ingin tahu jadi sangat penting untuk melihat minat baca anak.
"Membaca itu sebagai alat mendapatkan informasi. Kalau dia nggak punya pertanyaan tentang banyak hal ya membaca hanya sekadar alat saja buat anak," tutur pendiri berbagai inisiatif pendidikan ini.
Tapi, kalau anak tahu tulisan itu powerful dan bisa mengubah perilaku, berarti anak tahu kekuatan membaca dan betapa berharganya kegiatan itu buat hidupnya.
"Jadi aktivitas membaca pun nggak bisa dipisahkan dengan aktivitas menulis. Kita nggak bisa lho lihat isu membaca di Indonesia semata-mata karena anak-anak ini nggak punya minat baca," kata Ela.
Soalnya, kata Ela semua budaya dan praktik pendidikan menurut seyogianya yang bikin anak-anak tumbuh jadi orang- orang kritis dan puny literasi tinggi.
"Semua saling berhubungan. Kalau ditanya budaya baca itu tanggung jawab siapa? tanggung jawabnya guru bahasa Indonesia di sekolah anak, ya nggak juga. Semua guru perlu menumbuhkan minat baca juga," tutur Ela.
Pada akhirnya, soal minat baca itu tanggung jawab semua pihak, Bun. Jadi kita nggak bisa cuma memaksimalkan minat baca anak rumah aja.
(MN/ detik)
Tulis Komentar