"Parah" Harga Karet Anjlok, Petani Karet di Kampar Menjerit

Ilustrasi

BANGKINANG, seputarriau.co - Petani semakin khawatir karena harga karet masih anjlok. Sementara Hari Raya Idul Fitri semakin dekat.
 
Beberapa petani di XIII Koto Kampar mengaku harga karet dalam beberapa bulan ini tak mampu menembus angka Rp 7 ribu/kilogram. "Minggu ini harganya hanya Rp 6.400 perkilo," beber Asril, petani karet di Desa Pulau Gadang.
 
Terkait hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kampar Zumrotun mengatakan, persoalan harga karet dan sawit tak terlepas dari persoalan nasional.
 
Turunnya harga komoditi ini bukanlah semata-mata permainan pabrik dan kita tak bisa langsung menghakimi itu akibat permainan pabrik. Oleh sebab itu perlu adanya sikap dari organisasi perangkat daerah terkait untuk meneliti hal ini.
 
Politisi perempuan dari Partai Gerindra ini menceritakan, dulu saat ia masih di Komisi III pernah berkunjung ke pabrik karet di Desa  Sungai Pinang, Kecamatan Tambang.
 
"Dia (pihak pabrik) katakan bahwa harga ini yang berwenang pusat. Artinya kecurangan tak ada, mereka menyesuaikan harga. Ketika harganya tinggi maka mereka akan mengambil dengan harga tinggi kepada pedagang. Harga yang tinggi jelas banyak merugikan pabrik. Banyak yang mestinya karyawan harus lembur nggak jadi lembur. Dampaknya gitu. Bukan permainan pabrik. Bahkan berdampak buruk ke pabrik," beber Zumrotun.
 
Penurunan harga karet jelas berdampak kepada masyarakat. "Semenjak pemerintah tak stabil, harga kedua komoditi ini anjlok dan dampaknya perekonomian lesu, masyarakat susah, di pasar banyak penjual dari pembeli," katanya.
 
Berkaitan adanya upaya pemerintah daerah dalam mengatasi hal ini, Zumrotun menyampaikan bahwa DPRD Kampar siap mendukung rencana aksi dari Bupati dan Wakil Bupati Kampar yang baru dimana pemerintahan ini ingin mewujudkan visi misinya dan program unggulan 3i yakni Infrastruktur, industri dan investasi.
 
"Kita ingin seperti visi misi Bupati dan Wakil Bupati Kampar 3i bisa terwujud. Ini bagian dari pemikiran beliau bagaimana harga yang anjlok ini bisa diatasi. Bagaimana produksi supaya terjaga," kata Zumrotun.
 
Dengan adanya investasi akan mendorong tumbuhnya industri hilir dari karet dan kelapa sawit.
 
"Ini bagian kiat dari Pemda, cuma itu masih rencana aksi. Kita dewan siap support proses itu. Akan beri dampak baik andai rencana aksi itu terwujud," pungkasnya.


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar