Catatan Novis Sugiawan : Ada Oknum Media Anti Perda Yang Mensetting Kasus Warteg Bu Saeni

Foto : Novis sugiawan Beserta Tokoh Masyarakat Cikepuh Di Depan Warteg Bu Saeni

CIKEPUH,  seputarriau.co - Redaksi Mendapat Informasi  Kebenaran dari salah satu Ormas Besar Indonesia, melalui Sosial Media Google Plus (G+) dikutip dari Ketua umum pemuda Lira DPW Banten, Novis sugiawan S.Sos.i. Pada  Malam Minggu (18/ 6) Bersama Tokoh masyarakat mengunjungi salah satu warung makan ibu Saeni yg sedang menjadi berita nasional (Trending Topic) dan berimbas kepada isu pencabutan Perda Syariah di Kabupaten Serang, Banten.

Ketua Umum Pemuda Lira ini Berdomisili tak jauh dari Warteg Ibu Saeni, Keseharian Orang memanggilnya Novis akrab dipanggil ternyata tidak jauh dari  lingkungan cikepuh kota serang banten dan jarak antara rumah novis dengan warteg yg di razia satpol pp hanya berjarak 50 M. Malam Ini Novis dan Rombongan bertemu dengan pak alex suami dari bu saeni yang saat itu sedang ada didepan rumah, beberapa informasi untuk  mengklarifikasi pemberitaan bu saeni akhir-akhir ini di media, maka novis dan rombongan yang lain menanyakan fakta yg terjadi dengan isu yg beredar di masyarakat kepada pak alex.

Rombongan sangat kaget dengan informasi dari suami Bu saeni, ternyata bu saeni memiliki 3 warteg di kota serang, diantaranya : Cikepuh, Tanggul, Kaliwadas. dimana salah satu tempat warteg ibu saeni sewa bernilai 7.5jt per tahun, tempat warteg  yang lain bernilai lebih kurang sampai 10-15jt pertahun. Artinya  ukuran usaha Bu saeni  seperti ini tergolong usaha menengah karena beliau mampu mengelola dengan baik, dan tidak bisa juga dikatakan usaha kecil seperti yg diberitakan di beberapa Media.

Kemudian Novis mencoba investigasi kebenaran berita yg beredar, menemukan fakta dan saksi bahwa pada saat razia berlangsung ibu saeni diminta salah satu oknum media untuk membuat pemberitaan menangis histeris seolah-olah terdzolimi dan terkesan Satpol Pamong Praja (satpol PP) mengacak-acak dagangannya. Padahal faktanya dilapangan satpol pp menyita semua makanan dan berharap ibu saeni datang ke kantor satpol pp untuk pembinaan dan pengarahan, agar tidak membuka warung sesuai waktu yg ditetapkan Pemkot Serang yaitu Buka sekitar pukul 16.00 wib, serta mengambil dagangannya.

Namun ibu saeni tidak datang ke kantor satpol pp serang, selang beberapa hari kemudian ibu saeni di setting oleh salah satu oknum awak media beliau sakit dan terbaring di kasur yg tergeletak dilantai dan kumuh, seolah-olah jatuh miskin dan tak punya apa-apa, disisi lain dua warung warteg bu saeni yang lainnya aktif berjualan, dan media memblow up seolah-olah ibu saeni terdzolimin oleh razia satpol pp karena penegakan perda syariah, sehingga terkesan settingan provokasi awal untuk penggalangan dana hingga masyarakat luas Prihatin dengan kondisi ibu saeni.

Penggalangan dana atas dasar kemanusiaan pun akhirnya berjalan, Atas Dasar Prihatin karena tindakan kejam Pemkot Serang atas penegakan syariat islam di bulan ramadhan ini masyarakat Serang Simpaati dengan Bu saeni. Menurut pengakuan pak alex dana yg terkumpul kepada salah seseorang koordinator penggalangan dana sebesar 200jt an lebih, namun yg diterima hanya 172 juta rupiah lalu kemana sisa nya ? Pak alex menuturkan "sisanya kata pengkoordinirnya untuk membantu warung-warung yg kena razia juga", ucapnya.

Disisi lain Novis Menduga Aliran Sisa Dana Tersebut apakah benarkah uangnya untuk membantu yg lain atau di nikmati oleh segelintir orang.  isu yg terakhir berkembang adalah isu pengusiran ibu saeni dari kampung cikepuh isu ini juga tidak dapat di benarkan, karena sampai saat ini ibu saeni masih tinggal di wartegnya, hanya di beri peringatkan oleh warga agar jangan membuka warung di siang hari.


Salam saya
Ketua umum pemuda Lira DPW Banten
#Sumber: Novis sugiawan S.Sos.i
# Prihatin Perda Serang Penegakan Syariat Islam
(MN)


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar