Mahasiswa Kukerta UNRI Ajak warga Desa Seberang Pabenaan olah daun Pecah Piring Sebagai Obat
INDRAGIRI HILIR, seputarriau.co - Pengolahan Bunga Pecah Piring: Dari Keindahan Alam Menjadi Inovasi dalam Obat, Jelly, dan Pewarna Makanan di desa Seberang Pebenaan kec. keritang kabupaten indragiri hilir.
kelompok kukerta Reguler 2024 dibawah bimbingan Bapak Nurdiansyah S.Pd., M.Pd, yang di ketuai oleh Rinaldi Pramana Triansyah, wakil ketua Jordan Aqbal dengan anggota Della Meilani, Dira Sespira, Feriska Anggiriani, Marda Merliana Ayu Pratiwi, Meli Setyani, M. Bintang Erlangga, Rara Zui Andri, Yoga saputra.
"sosialisasi pengolahan daun pecah piring sebagai obat sehari-hari ini sangat bagus, karena warga setempat tidak tau cara mengolahnya sehingga banyak yang mengira itu hanya sekedar tanaman liar saja". ujar ibu hadijah
Bunga pecah piring, yang dikenal dengan nama ilmiah Portulaca grandiflora, kini menarik perhatian tidak hanya karena keindahannya, tetapi juga karena potensi aplikasinya dalam berbagai industri. Tumbuhan hias ini, dengan kelopak yang berwarna cerah, telah terbukti memiliki manfaat yang luas.
Dalam bidang medis, ekstrak bunga pecah piring menunjukkan potensi sebagai bahan baku obat. Penelitian awal menunjukkan bahwa bunga ini mengandung senyawa aktif yang dapat membantu mengatasi peradangan dan memberikan efek antioksidan. Hal ini membuka kemungkinan baru untuk pengembangan obat herbal yang lebih aman dan alami.
Selain itu, bunga pecah piring telah digunakan dalam industri makanan sebagai bahan dasar jelly. Kandungan alami bunga ini memberikan tekstur yang unik dan warna yang menarik pada produk jelly, menawarkan alternatif sehat dan estetik dalam dunia kuliner.
Tak hanya itu, bunga pecah piring juga mulai digunakan sebagai pewarna makanan alami. Dengan warna-warna cerah yang dimilikinya, bunga ini memberikan opsi pewarnaan yang lebih alami dibandingkan dengan pewarna sintetis, menjadikannya pilihan populer bagi konsumen yang mencari produk yang lebih ramah lingkungan.
Namun, masyarakat banyak yang tidak mengetahui karena kurangnya pemahaman mengenai bagaimana cara mengolah daun bunga pecah piring tersebut.
Kegiatan ini dilaksanakan di gedung kepala desa, dengan di hadiri oleh ibu-ibu PKK serta pemuda-pemudi yang berada di desa seberang pebenaan. Ketua Pelaksana kegiatan ini menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk inovasi mahasiswa KUKERTA yang diharapkan bisa membantu masyarakat dalam memanfaatkan Daun Pecah Piring sebagai alternatif dalam pengobatan sehari-hari.
Tulis Komentar