MENERAPKAN PAPERLESS SYSTEM DALAM KEHIDUPAN AKADEMIS

Opini, seputarriau.co  - Semakin berkembangnya teknologi digital memudahkan kita untuk dapat mengurangi penggunaan kertas atau yang disebut dengan paperless system. Jika kita ingin melakukan transaksi ketika berbelanja di sebuah toko, tak jarang kita temukan struk belanja dikirimkan melalui email atau aplikasi WhatsApp. Selain itu, ketika kita ingin berwisata ke negara lain, kita tidak perlu lagi membawa-bawa peta kertas atau buku kamus dikarenakan hadirnya aplikasi-aplikasi seperti google translate dan google map. Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa sistem paperless dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga di ranah akademis. Akan ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh baik mahasiswa maupun dosen ketika mereka menerapkan hal ini di sekitar kampus.

Manfaat yang pertama adalah penghematan biaya dikarenakan kurangnya aktifitas dalam mencetak bahan materi dalam bentuk kertas. Sudah menjadi suatu kebiasaan bahwa ketika para mahasiswa mengerjakan makalah atau laporan, mereka akan diminta mengumpulkan tugas dalam bentuk bundelan kertas yang sudah tersusun rapi. Contoh yang lain adalah ketika mahasiswa ingin melakukan bimbingan skripsi, mereka akan mencetak materi-materi skripsi yang telah mereka persiapkan sebelumnya dalam berlembar-lembar kertas yang jika dicetak tentunya akan mengeluarkan ongkos yang tidak sedikit. Hal ini akan menjadi suatu penghematan biaya jika antara dosen dan mahasiswa menemui kesepakatan untuk menjadikannya paperless. Mahasiswa dapat mengumpulkan materi makalah, laporan dan skripsi mereka dalam bentuk soft copy ke email atau google drive yang telah disediakan oleh dosen sehingga mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mencetak. Fitur-fitur di dalam Microsoft Word ataupun Google Doc akan sangat membantu dosen jika mereka ingin mengoreksi dan memberikan komentar atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan oleh para mahasiswa mereka. Untuk di berbagai universitas di luar negeri hal ini sudah diterapkan sejak lama, untuk di Indonesia sendiri, sistem seperti ini belum terlalu banyak teraplikasikan.

Manfaat yang kedua adalah terjaganya lingkungan dari maraknya penebangan pohon untuk dijadikan sebagai bahan baku kertas. Penebangan pohon tanpa tebang pilih akan dapat menganggu keseimbangan ekosistem yang terdapat di dalamnya. Hewan-hewan liar seperti gajah, monyet, dan ular akan berpindah ke kawasan warga dan dapat membuat warga menjadi ketakutan akan bahaya yang kemungkinan mereka timbulkan. Selain menjadi bahan baku kertas, pohon juga membantu banyak dalam kehidupan manusia, seperti penghasil oksigen dan tempat berteduh. Tanpa pohon, suatu daerah akan menjadi panas dan gersang, dan kebutuhan manusia akan udara di lingkungan yang sekarang sudah penuh dengan polusi, asap dan debu menjadi berkurang. Contoh dari kejadian ini dapat kita ambil hikmahnya dari film animasi yang berjudul “Dr. Seuss’ The Lorax”, yang mana didalamnya memberikan pengertian bahwa ketika pohon-pohon ditebang, kita harus membeli oksigen untuk kebutuhan hidup, tidak lagi menghirupnya secara gratis. Maka dari itu, dosen dan mahasiswa sebaiknya menyadari hal tersebut. Karena sudah tugas dosen dan mahasiswa untuk memberikan solusi dalam suatu permasalahan yang marak dan membagikan ilmu pengetahuan mereka untuk kehidupan masyarakat banyak, salah satunya adalah dengan pengurangan penggunaan kertas.

Manfaat yang lain adalah pengurangan limbah kertas. Penggunaan kertas secara terus menerus dan berlebihan dapat menyebabkan adanya penumpukan limbah kertas. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia tahun 2020 yang disadur oleh waste4change.com, sekitar 12 persen dari sampah Indonesia berupa kertas. Walaupun kertas masih merupakan bahan organik, tetap membutuhkan waktu yang berbulan-bulan untuk membuatnya terurai jika tidak tercampur dengan bahan yang anorganik. Oleh karena itu, dengan mengurangi penggunaan kertas di lingkungan akademis, maka berkurang jugalah limbah yang dihasilkan dari kertas. 

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kertas secara berlebihan di lingkungan kampus dapat diatasi dengan paperless system, yang mana dengan menggunakan aplikasi-aplikasi digital yang dapat memudahkan dosen dan mahasiswa. Selain itu, jika materi laporan, makalah dan skripsi tidak diperlukan lagi, dosen dan mahasiswa dapat menghapusnya secara manual atau otomatis tanpa harus mengakibatkan kerusakan lingkungan dan menciptakan limbah kertas.

 

Penulis: Delvia Roza, S.Pd.,M.Sc, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab

 


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar