Pelalawan Destinasi Wisatawan, Beraneka Ragam Budaya dan Spot Wisata Tahunan
PANGKALAN KERINCI, seputarriau.co - Khazana Serba Serbi Budaya dan Pariwisata di Kabupaten Pelalawan Menjadikan Negeri Tuah Negeri Seiya Sekata ini unik dan Kaya Spot Kunjungan Wisata, ini tercermin dengan adanya Budaya Dan Kegiatan Wisata Tahunan dan Musiman yang ada di Kabupaten Pelalawan.
Kerap juga pengunjung dari para komunitas dan wisatawan lokal serta Mancanegara yang berwisata ke kabupaten pelalawan, contoh salah satu dari beberapa kegiatan yang ada, adalah Lomba sampan layar Jong Katel dan lomba memancing, dimana Kegiatan rutin ini tahunan dilaksanakan di Pantai Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Kampar.
Kegiatan ini merupakan bentuk upaya pelestarian tradisi dan budaya melayu dan kegiatan yang harus dilestarikan serta dikembangkan di Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar. event ini menjadi icon Kuala Kampar yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, pada event ini juga digelar kegiatan memancing, jong katel dan lomba sampan layar.
Disisi lain Kegiatan wisata Budaya dan Religi dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan adanya kegiatan Festival Ranah Tanjung Bunga dan Prosesi Togak Tonggol dalam acara Balimau Adat Potang Mogang di Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan.
Togak Tonggol merupakan prosesi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang diakui secara nasional dari Kabupaten Pelalawan. Togak Tonggol secara harfiah berarti mendirikan panji-panji kesukuan. Biasanya dilaksanakan masyarakat adat di Kecamatan Langgam. Tegaknya tonggol atau panji adat merupakan simbol keharmonisan antara anak kemenakan internal suatu suku ataupun antar suku di Langgam. Panji adat tidak akan bisa didirikan selama upacara berlangsung jika hubungan di internal suku masih ada masalah. Ada empat WBTB yang dimiliki Kabupaten Pelalawan di antaranya adalah Mandi Balimau Potang Mogang, Nyanyian Panjang, Upacara Panen Lebah (menumbai) dan Tari Zapin Rentak 12.
Selain prosesi Togak Tonggol juga dilaksananan mandi Balimau Potang Mogang yang sudah menjadi kalender tahunan di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Adapun makna filosofi dari Potang Mogang secara adat artinya adalah memegang tekat dan azam (niat) yang kuat untuk melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh dengan ibadah yang maksimal.
Mandi Balimau Potang Mogang merupakan acara adat yang sudah dilaksanakan oleh orang tua-tua dahulu dan tidak sembarangan untuk memberikan simbol dalam membersihkan diri. Yaitu dengan menggunakan limau yang kadar asamnya sangat tinggi melebihi sabun mandi untuk membersihkan diri baik lahir maupun batin.
Bupati Pelalawan H. Zukri menyampaikan bahwa kegiatan Togak Tonggol yang dilaksanakan pada Tahun ini harus tetap dilestarikan dan berharap agar dapat dijadikan kegiatan tahunan baik Tingkat Kabupaten Pelalawan maupun Tingkat Nasional.
“Togak Tonggol yang kita laksanakan harus terus dilestarikan dan harus ditingkatkan, sehingga kedepannya kegiatan ini bisa menjadi kegiatan tahunan yang bukan hanya dilaksanakan bagi Kabupaten Pelalawan saja, namun bisa menjadi kalender tahunan bagi Provinsi Riau bahkan bisa menjadi kalender tahunan wisata nasional.” kata H. Zukri.
“ Togak Tonggol mencerminkan begitu akurnya adat dengan masyarakatnya, pemangku adat dengan kemenakannya, yang dapat diartikan bahwa masyarakat Kabupaten Pelalawan hidup dengan aman dan tentram. Tentu para pemangku adat para batin mempunyai peran penting di tengah-tengah masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pelalawan sangat mendukung kegiatan ini, yang dibuktikan dengan adanya anggaran dari pemerintah kepada pemangku adat Kabupaten Pelalawan yang diberikan setiap bulannya.” urai Datuk Sri Setia Amanah H. Zukri
H. Zukri berharap kepada pemangku adat khususnya para batin untuk terus melestarikan adat dan juga mempunyai kewajiban supaya anak kemenakan dapat hidup makmur dan sejahtera. Di akhir sambutannya H. Zukri mengajak para batin dan kemenakan untuk bersama-sama memeriahkan acara rutin tahunan menjelang bulan Ramadhan agar kegiatan adat seperti ini dapat mengharumkan nama Kabupaten Pelalawan dan dikenal secara nasional.
Disisi lain Agenda wisata Tahunan yang diminati Wisatawan Asing dan Lokal adalah gelombang ombak Bono, Ombak sungai tersebut pernah menjadi gelombang ombak terbaik di dunia, Berikut ulasannya !
Namanya Ombak Bono. Ombak Bono adalah fenomena alam yang diakibatkan pertemuan arus pasang air laut dengan arus sungai dari hulu menuju muara ( hilir ).
Sebuah objek wisata dengan spot sungai, wisata lokal namun citarasa internasional yang berlokasi di Muara ( Kuala ) sungai Kampar Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Apa sebetulnya yang menjadikan sungai Kampar mejadi objek wisata yang dikenal di kancah Internasional ?
Ombak Bono sering disebut sebagai Tujuh Hantu, atau Ombak Tujuh Lapis. Hal tersebut dikarenakan ombak besar yang ada di depan kemudian akan diikuti oleh enam ombak di belakangnya.
Ombak Bono menjadi luar biasa karena sungai yang bisa menghasilkan ombak setinggi 4–5 meter dengan gelombang memanjang sekitar 300 meter dan kecepatan 40 kilo meter per jam.
Tipe ombak seperti itu lumrahnya terjadi di tengah laut. Namun sungai Kampar sebagai sungai air tawar mampu menghasilkan tipe ombak yang serupa, Maka inilah yang menjadikan Ombak Bono di sungai Kampar menjadi terkenal di kancah internasional. Tak heran jika pada tahun 2013, Ombak Bono mejadi gelombang terbaik di dunia.
Berikut Ragam Spot Wisata Di Area Ombak Bono, Bukan sekedar sungai biasa, kata tepat untuk menggambarkan keindahan wisata Ombak Bono. Menyandang predikat destinasi wisata kelas dunia bukan predikat yang lahir begitu saja, tentu karena pesona keseluruhan yang ada di sungai Kampar. Dan inilah ragam spot wisata yang ada di area Ombak Bono :
1. Bono Surving
Bono Surving telah ditetapkan menjadi kalender wisata nasional serta menjadi ikon Riau. Berselancar di Ombak Bono menjadi pemikat utama bagi para wisatawan terutama bagi mereka yang suka dengan wisata selancar. Yang membedakan adalah berselancar di sungai air tawar dengan cita rasadi tengah laut. Berselancar di tengah laut itu biasa, namun Ombak Bono menyajikan hal yang luar biasa. Maka pantas saja jika pesonanya sampai ke luar negeri.
2. Pagelaran Budaya Lokal
Bukan hanya ombak, bukan hanya hotel maupun penginapan. Berwisata ke sungai Kampar menjadi wisata pagelaran budaya lokal. Budaya lokal yang tersaji adalah pencak silat, dan budaya kehidupan masyarakat nelayan.
3. Kerajinan Masyarakat Lokal
Hampir seluruh spot wisata yang ada di dunia biasanya masyarakat sekitar menyajikan mercendaise dengan ikon wisata terkait. Begitupun dengan wisata Bono. Masyarakat sekitar membuat mercendaise dengan ikon Bono, serta kerajinan masyarakat tempatan. Salah – satunya tikar pandan sebagai alas duduk di atas pasir bagi para wisatawan.
4. Wisata Pantai
Seperti yang telah diulas di awal, fenomena Ombak Bono adalah pertemuan arus sungai dan pantai. Maka wisata Bono bukan hanya sekedar tentang sungai Kampar, tetapi tentang pantai – pantai yang ada di sekitarnya.
Adapun pantai – pantai tempat menyaksikan fenomena ombak Bono adalah sebagai berikut : Pantai Ogis, Anjungan Pantai Bono, Tanjung Sesenduk, Tanjung Sebayang. Tempat – tempat tersebut merupaka posisi strategis bagi para wisatawan untuk melihat fenomena Ombak Bono yaang datang sekaligus memecah.
5. Bekudo Bono
Bekudo Bono adalah pagelaran tahunan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Bekudo Bono adalah uji ketangkasan menjajal Ombak Bono dengan menggunakan perahu.
6. Wisata Bono, Wisata Legenda
Mayoritas objek wisata yang ada di Indonesia tidak lepas dari legenda. Begitupun dengan wisata Ombak Bono sangat kental dengan cerita – cerita legenda, mitos, dan mistis.
Bagi para pecinta wisata bertemakan legenda masyarakat, Ombak Bono menjadi salah – satu tujuan utama. Penyebutan Ombak Tujuh Hantu sangatlah kental nuansa legenda atau mitos. Wajar jika dahulu Ombak Bono sangat ditakuti baik oleh wisatawan maupun masyarakat sekitar.
Seiring penataan, serta pengembangan wisata tersebut menjadi lebih baik. Maka “keangkeran” Ombak Bono berubah total menjadi magnet utama para traveller baik nasional maupun internasional.
(ADV/ Pemkab Pelalawan)
Tulis Komentar