Pengabdian Masyarakat, Dosen Faperta UIR berikan terobosan efisiensi bertani kepada KWT Pelita Harap

 

PEKANBARU, seputarriau.co  - satu bentuk Catur Dharma Perguruan Tinggi Universitas Islam Riau (UIR) adalah pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat merupakan kewajiban bukan lagi sebuah pilihan yang harus dipenuhi oleh seorang Dosen, kata Heriyanto, Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat.

Untuk mewujudkan hal itu, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Pelita Hati Jl. Melati 3 Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru dengan harapan mampu menganalisis efisiensi secara teknik, alokatif maupun ekonomis penggunaan faktor produksi usahatani sayuran dalam upaya peningkatan pendapatan rumahtangga, dan membantu merumuskan implikasi kebijakan untuk mengoptimalkan produksi sayuran di di Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 06 Januari 2022 Pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Pelita Hati Kota Pekanbaru. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan. Kegiatan penyuluhan tersebut dipusatkan di Ruang Pertemuan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), peserta dan ketua kelompok tani tersebut yang berjumah sekitar 29 orang.
Materi penyuluhan tersebut diberikan oleh Dosen : (1) Dr. Elinur, SP, M.Si, (2) Heriyanto, SP, M.Si, (3) Dr. Ir. T. Edi Sabli, M.Si,  (4) Dr. Ir. Saripah Ulpah, M.Sc, (5) Sisca vaulina, SP, MP, (6) Dr.Ir. Asrol, M.Ec dan Dr. Azharuddin, M.Amin, M.Si. selain itu pengabdian ini melibatkan mahasiswa Faperta UIR: (1) Kritina Feronika, (2) Muhammad Alfian, (3) Adhari Kurniawan, (4) Aini Rahmadhani, dan (5) Andri Yani Lasmiadi.
Materi penyuluhan yang disampaikan oleh Dr. Elinur, SP, M.Si, dan Heriyanto, SP, M.Si,  adalah bagaimana efisiensi secara teknik, alokatif maupun ekonomis penggunaan faktor produksi usahatani sayuran dalam rangka upaya peningkatan ekonomi rumahtanga petani sayuran dan bagaimana menganalisis pendapatan usahatani sayuran.


Sementara materi di bidang agroteknologi diberikan oleh Dr. Ir. T. Edi Sabli, M.Si, dan Dr. Ir. Saripah Ulpah, M.Sc berkenaan dengan teknologi irigasi tetes. Manfaat air irigasi tetes yakni: (a). Menambah kelembaban tanah, (b). Menghindarkan tanaman dari kekeringan, (c). Menjaga suhu tanah dan udara sehingga membuat lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman, (d). Mencuci dan melarutkan garam, (e). Mencegah keretakan tanah, (f). Mempermudah pengolahan tanah, (g). Memperlambat terbentuknya buah, (h). Mencegah pembekuan.  Air irigasi dapat berasal dari: mata air, sungai, aliran tidak sinambung, air tanah, air rembesan, air bergaram, air desalinisasi dan hujan buatan. 

Pemberian air kepada tanah dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu: pemberian air di permukaan tanah (surface irrigation), pemberian di bawah permukaan tanah (sub-surface irrigation), pemberian air di atas tanaman secara curah (sprinkler irrigation) dan pemberian air secara tetes (drip/trickler irrigation).


Sebagian besar usahatani sayuran tidak efisien secara teknis karena penggunaan luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja yang masih melebihi kapasitas yang seharusny, hampir seluruh petani sayuran tidak efisien secara alokatif disebabkan karena tingginya rasio harga input dengan harga output dan usahatani sayuran hampir seluruhnya juga tidak efisien secara ekonomi. Walaupun demikian ada beberapa petani yang hampir mencapai efisien. 

Sehingga perlu melakukan usahatani sayuran yang sebagaimana mestinya agar petani mencapai efisien. Implikasi kebijakan pemerintah hendaknya memberikan subsidi terhadap faktor produksi terutama benih, pupuk dan pestisida, karena beberapa petani masih menggunakan benih tidak unggul dan penggunaan pupuk dan pestisida yang belum optimal karena diakibatkan oleh mahalnya harga saprodi. Dengan adanya subsidi akan membantu petani untuk bisa mendapatkan factor produksi yang lebih murah yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi sayuran sehingga usahatani sayuran akan efisien secara teknis kata Heriyanto.


Elinur, Edi sabli, dan Asrol, menambahkan Selain pemberian subsidi perlu dukungan teknologi juga sangat diperlukan karena berbagai inovasi teknologi telah banyak dihasilkan oleh institusi penelitian dan pengembangan pertanian maupun hasil kearifan lokal dari segenap potensi masyarakat.

Inovasi teknologi tersebut berupa rekomendasi sistem pengelolaan tanaman (Hidroponik, teknologi irigasi tetes, vertigasi. Dll), sistem pengendalian OPT dan lain sebagainya.

 

 

 


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar