Edisi Ahad: Sajak, Patah, Addina Karya Gunawan.R
Derasku mematahkan mimpi-mimpi
Ssssssstttttttttttt, bunyi
Diam jangan bersuara dan berkata
Ada suara di sudut sana
Yang mengoceh tak menentu
Aaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkuuuuuuu
Aaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkuuuuuuu
Miiiimmmmpiiiii ituuu
Kau dengar itu sekarang
Kuharap jangan pedulikan
Pukul, patahkan sayapnya
Lalu kau pergi...
Sekiranya mimpi itu ada
Katakan
Aku
Kau dengar itu sekarang
Katakan
aku aku aku
Walau dalam sembilu sembilang berbisa
Derasku berpijak padah tanah rela
Bukan khayalan mainan semata
Kau dengar itu
Katakan
Aku sembilang pematah aliran mimpi
Biar tiada lagi mimpi yang bernama mimpi sendiri kau
Biar kupatahkan
Bersama derasku
Dumai, 7 April 2008
Addina
Rambut menjalar ke ubun sukma
Menggelegar nafas meraut udara
Mentali jiwa menggayut ke muara mimpi tersadar
Lupakan jangan hiraukan
Addina addina addina
Tersalam terucap dari nafas jiwa
Mengalir ke sungai jiwa
Addina addina addina
Salam penyambutan yang tak teruraikan
Kusut kesat tak terungkai
Kusut
Kesat
Kasat
hilang
Addina addina addina
Tak tahu juga aku
Pekanbaru, 14 maret 2008
Cakap malam buta
Malam memang bisu dan tuli
Tak mendengar rintihanku
Aku tertusuk sembilu yang tajam
Setelah baru petang tadi kucabut
Perih
Pedih
Kepada siapa aku bercakap
Kalau bukan pada malam
Dengarkah ia
Entahlah.........
Malam kamis,8 April 2008
Sungai malam
Mengalir deras tak bermuara
Menuju ke laut fana
Yang dalam
Membawa nadi-nadi tenggelam
Membawa aku
Aku
Aku
Aku
Tenggelam pada sungai malam
Bersama pasang dan tajam
Aku tidak pulang
Karena karam dalam lubuk
Terdalam
Aku dan tengahku
Aku
Hilang aku
Pekanbaru, 2018
Gunawan,R merupakan penggiat seni & sastra, sejumlah karya sastranya pernah terbit dibeberapa Media di Riau Antara main, Riau Mandiri, Majalah Sagang, Dan Tabloid Islam, ia bermastautin di Dumai.
Tulis Komentar