Susahnya Bertemu Orang Nomor Satu RI, Aksi Mahasiswa UR dan UIN SUSQA Riau Dihentikan Paksa

PEKANBARU, seputarriau.co - Kehadiran Presiden Republik Indonesia Jokowi ke Provinsi Riau pada hari Minggu 23 Juli  disambut dengan aksi diam oleh Mahasiswa Universitas Riau dan UIN SUSQA Riau. Aksi yang berlangsung disamping kantor gubernur ini berlangsung sejak jam 9 pagi dengan aksi masa yang cukup ramai dan antusias dalam menyampaikan tuntutannya, Minggu (23/07/2017)

Baru sebentar Alvian Syahrizal, kordinator lapangan aksi menyampaikan kata pengantar ke masa aksi, pihak kepolisian selaku aparat penegak hukum langsung berusaha membubar paksa masa aksi. "Kami hanya ingin menyampaikan tuntutan kami ke Bapak Presiden RI, kenapa susah sekali?" Jelas alvian selaku koordinator lapangan.
Lebih lanjut lagi, alvian menjelaskan bahwa kondisi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, mulai dari munculnya tokoh penista agama, subsidi listrik yang dicabut, bbm premium semakin langka, hutang negara melonjak, daya beli melemah, terbentuknya Perpu No 2 Tahun 2017 yang tersirat otoriter dan lain sebagainya.

Aksi yang berlangsung di ring 3 ini telah dikawal ketat juga oleh kompi 1 di sekitaran lokasi aksi.

Sempat tertunda 30 menit akibat cekcok, aksi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Alvian selaku kordinator lapangan, berikut isi penrnyataan sikap tersebut :

"Pernyataan Sikap BEM Universitas Riau
“ 1000 Hari Jokowi-JK, Riau Mengevaluasi"
Assalammualaikum Wr. Wb
Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!
"Sudah 1000 Hari Rezim Jokowi-JK menahkodai negeri ini, begitu banyak peristiwa yang mengguncangkan bangsa Indonesia. Mulai dari kegaduhan politik yang menjadi sajian menarik untuk media, tokoh penista agama cenderung dibela, subsisdi listrik dicabut, bbm premium langka, hutang negara membengkak, daya beli melemah, Perppu Ormas yang dikeluarkan pun tersirat pemerintahan otoriter dan mencinderai konstitusi hukum, keadaan ekonomi tak kunjung membaik sesuai janji manis kempanye serta lapangan kerja semakin sempit.
Kebebasan pendapat terancam, segala cara dilakukan pemerintah untuk mempersurut, justru memperlihatkan rezim yang kalang kabut. Merdeka tapi tak berdaulat itu memalukan! Maka kami BEM UR, Kelembagaan Se UR dan BEM UIN SUSQA Riau Menyatakan 1000 Hari Jokowi, Riau Mengevaluasi :
1. Cabut Perppu No 2 Tahun 2017 karena mengancam nilai demokrasi.
2. Batalkan RUU Pemilu, Presiden Treshold 20%
3. Kembalikan subsidi listrik, BBM dan energy untuk rakyat
4. Hentikan defisit anggaran, hutang luar negeri, reformasi perpajakan, dan kebijakan ugal-ugalan ala presiden jokowi.
5. Hentikan rekrutmen Tenaga Kerja Asing, utamakan Tenaga Kerja dalam negeri.
6. Kembalikan Indonesia menjadi Negara hukum yang berdemokrasi
7. Hentikan tindakan inkonstitusional, mengkriminalisasi, dan bersikap represif diktator penguasa
8. Selesaikan masalah migas Riau & masalah lingkungan yang sampai hari ini cenderung di abaikan.

Aksi juga diwarnai dengan pemakaian topeng jokowi dengan jari menutup mulut. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kepemimpinan jokowi saat ini sudah terlalu otoriter. "Kami berharap, apa yang telah kami lakukan ini benar-benar dilihat oleh Presiden. Mata yang tak lagi melihat kesengsaraan rakyat kini dibukakan matanya" tutup Alvian.


[Ikuti Seputar Riau Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar