Warnet di Pekanbaru Resahkan Orang Tua

Foto : Ade Hartati Legislator Pekanbaru
PEKANBARU, seputarriau.co - Legislator Riau dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad mengakui kalau selama ini masyarakat terutama para orang tua sangat diresahkan dengan 'menjamurnya' warung internet (warnet).
Apalagi keberadaaya sudah sampai di tengah perkampungan atau pemukiman masyarakat.Anak-anak atau pelajar betah tiap hari berjam-jam di warnet sampai lupa waktu. Baik dalam mengakses berbagai situs, main game, face book dan lainya.
Kondisi ini diperparah dengan adanya warnet yang tidak mengikuti aturan dan ketentuan usaha sesuai dengan apa yang sudah disepakati, seperti buka 24 jam, ruang bersekat-sekat tinggi dan lainya.
"Memang sekarang sudah jadi keresahan masyarakat terutama para orang tua. Keberadaan warnet sudah berada pada pusat-pusat perumahan dan perkampungan. Sangat mudah dijangkau, bahkan ada yang tanpa batas waktu. Anak-anak bisa akses atau main game online apa saja tanpa ada batasan-batasan," sebutnya sembari mengatakan waktu anak-anak sudah habis di warnet.
Diakui juga oleh Politisi PAN ini, mengenai keberadaan warnet sebelumnya sudah ada kesepakan yang dibuat bersama antara Pemerintah Kota Pekanbaru dengan pengusaha warnet dan masyarakat. Ada beberapa point yang disepakati dalam pengaturan operasional dari seluruh warnet yang ada.
"Namun yang namanya pelanggaran ketentuan tetap saja terjadi," sebutnya lagi.Untuk itu menurut Ade lagi, Pemerintah harus jadikan keresahan masyarakat ini sebagai peringatan atau warning. Keberadaan warnet diibaratkan sebagai pisau, jika digunakan dengan baik akan bermanfaat positif. Jika digunakan salah, akan bersifat negatif.
"Warning bagi Pemerintah untuk berikan batasan-batasan yang jelas. Apakah diatur dalam bentuk Perwako atau kalau perlu dibuat Perda khusus dalam mengatur keberadaan warnet ini," tambahmya dengan memberikan solusi.
Dengan 'warnet sehat' menurutnya lagi, akan bisa membentengi generasi muda agar ke depan bisa hidup dan menatap masa depan dengan normal tanpa ada terpengaruh dengan hal-hal yang negatif sehingga juga akan hidup pada lingkungan yang positif dan sehat.
"Terkait penyalah gunaan izin merupakan tanggung jawab Pemko. Kita berharap Lurah dan Camat berkoordinasi degan pihak terkait sehingga keberadaan warnet jadi sehat," sebutya juga.
Disampaikan lagi, dengan apa yang dilakukan bukan berarti anti terhadap investor atau pengusaha,tapi harus ada kejelasan dan aturan dari segi norma-norma. "Masak anak kecil ada berjam-jam di warnet. Inikan norma yang seharusnya yang dijaga di masyarakat. Begitu juga pada pengusaha warat untuk bisa berkomitmen bersama dengan pemerintah dalam menjaga masa depan anak-anak atau penerus bangsa," tutupnya.
Saat mcr mencoba mencari informasi tentang keberadaan warnet di langan, dengan mendatangi DV Net yang berada di Kecamatan Marpoyan Damai, dikejutkan dengan apa yang diakui oleh R penjaga warnet. Dirinya mengakui kalau warnet yang dijaganya buka 24 jam. Diakui juga kalau memang yang datang didominasi oleh anak-anak hingga remaja yang bermain berbagai game online.
Dari pantauan kondisi warnetnya, berjumlah 20 unit berserkat-sekat setinggi bahu orang dewasa. Hebatnya ada tulisan yang terpajang larangan buka situs porno dan tidak dibenarkan memakai baju seragam sekolah.
"Ya, kita buka 24 jam, ya namanya juga usaha bagaimana lagi," sebutnya mengakui kalau jam operasional yang dilakukannya menyalahi ketentuan dan menurutnya razia hanya waktu-waktu tertentu.
Lain lagi informasi yang didapat di warnet RH Net, yang berada di Tangkerang Tegah. Kondisi warnet tidak ada bersekat dengan posisi komputer dengan jumlah 20 unit berjejer dan saling berhadapan.
Peluang pengunjung buka situs porno tidak memungkinkan. "Dominan main game," sebut BU penjaga warnet saat dikonfirmasi semberi mengakui kalau warnetnya ramai setelah pulang jam sekolah siang hingga malam.
Tempat warnet lain, KA Net disampaikan oleh penjaganya, DA dimana warnet yang kebetulan milik orang tuanya itu buka sesuai ketentuan hingga jam 22.00 Wib. Kondisi komputer bersekat, tapi hanya rendah dan diakui yang datang bayak anak-anak main game. Yang tidak kalah banyak yang datang kataya anak -anak yang mengerjakan pekerjaan sekolahnya diinternet.
(MN/MCR)
Tulis Komentar