Wisata

Melalui Tanjak, Rumah Tanjak HH Pujud Dukung Visi-Misi Riau 2020

ROKAN HILIR, seputarriau.co - Berawal dari upaya melestarikan budaya serta mendukung visi dan misi Provinsi Riau Tahun 2020 yakni "Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan bathin, di Asia Tenggara Tahun 2020", Fahrudin Awang mendirikan usaha Rumah Tanjak HH Pujud.
 
 
Dikatakan oleh Fahrudin Awang, awal mula ia merintis usaha ini karena salah seorang keponaannya yang merupakan Duta Wisata Provinsi Riau pulang ke Pujud memakai tanjak buatan Siak."Begitu saya perhatikan, saya rasa saya bisa membuatnya (tanjak, red)," ujar Fahrudin.
 
Usai memakai tanjak buatannya sendiri, Fahrudin lalu sharing tanjak hasil buatannya itu di jejaring sosial Facebook. Dengan kekuatan media sosial, tanjak buatannya kemudian viral dan direspon baik oleh teman-temannya.
 
"Karena respon teman-teman bagus, dari sanalah awal saya merintis usaha tanjak ini," ungkapnya.Dalam usaha pengerajin tanjak ini, dikatakan oleh Fahrudin bahwa hanya dirinya sendiri yang mengerjakannya karena ia ingin menjaga kualitas tanjak buatannya. Baik itu dari segi kerapian, serta pemilihan motif songketnya agar sesuai dengan seleranya.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tanjak buatannya ini memiliki keunikan tersendiri, yakni bentuk lipatannya ia gabung-gabungkan.Seperti tanjak Tebing Runtuh, ia gabungkan dengan tanjak Ayam Patah Kepak. Tanjak Dendam Tak Sudah ia gabungkan dengan tanjak Tebing Runtuh. Tanjak Elang Menyongsong Angin ia gabungkan dengan tanjak Tebing Runtuh, dan sebagainya.
 
"Tanjak HH Pujud ini juga saya rancang agar si pemakainya nyaman dan elegan serta lebih berwibawa," jelas Fahrudin.
 
Adapun peminat jenis produk tanjak atau tengkolok hasil Rumah Tanjak HH Pujud ini selain berasal dari Rokan Hilir (Rohil) itu sendiri, juga berasal dari Medan, Jambi, Kalimantan, Lampung, hingga ke negeri jiran seperti Trengganu, Pahang, Kelantan, dan Brunei Darussalam.Fahrudin kemudian meminta kepada pemerintah agar memberikan bimbingan dalam bentuk pelatihan bagi masyarakat untuk membudayakan, melestarikan, dan mempertahankan kebudayaan melayu."Kalau kita tidak mulai dari sekarang, kapan lagi," pungkasnya.
 
(TRIS/ MCR)